TIDAK SETIAP YANG TAMPIL ADALAH AHLI ILMU
Berkata Syaikh Abdus Salam Barjas -rahimahullah-: “di zaman ini, telah rusak standar kriteria orang awam dalam menilai ulama. Mereka menjadikan setiap yang memberikan nasehat dengan nasehat yang menyentuh, menyampaikan ceramah yang mengena, atau menyampaikan khutbah yang bergetar adalah seorang ulama yang dikembalikan fatwa kepadanya dan diambil ilmu darinya.
Ini adalah bencana yang menyakitkan, dan penampakan yang menyedihkan. Beterbangan keburukan-keburukannya, dan tersebar kemudhorotannya, karena hal ini termasuk menyandarkan ilmu kepada yang bukan ahlinya. Apabila dipercayakan perkara kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat.
Maka berhati-hatilah penuntut ilmu dari mengambil imu dari mereka, kecuali kalau mereka termasuk ahli ilmu yang dikenal. Tidaklah setiap yang pandai retorika adalah seorang alim. Dan tidaklah setiap orang yang memalingkan pandangan manusia kepadanya dengan mencela pemerintah atau menyebutkan persentasi kematian karena Aids dan semisalnya adalah seorang alim.
Bukanlah maksud dari apa yang telah dibahas -sebagaimana dipahami sebagian orang- tidak mendengar sama sekali dari mereka, atau tidak mengambil manfaat dari nasehat mereka, sekali-kali tidak! Akan tetapi yang dimaksudkan adalah tidak mengambil ilmu syar’i dari mereka. Dan tidak mengangkat derajat mereka kepada kedudukan ulama. Allah lah yang menberikan taufiq. (Awaiquth Tholab, hal. 33-34)
Alih bahasa Ust. Dika Wahyudi